GADGETMAX.id – Perusahaan konsultasi teknologi global, Accenture, melakukan langkah besar dalam restrukturisasi dengan memberhentikan lebih dari 11.000 karyawannya dalam tiga bulan terakhir. Jumlah tenaga kerja perusahaan kini berkurang dari 791.000 menjadi sekitar 779.000 orang.
Pemangkasan ini disebut bukan akhir, lantaran Accenture semakin mengandalkan kecerdasan buatan (AI) dalam operasional dan layanan bisnisnya. Para pegawai yang tidak mampu beradaptasi dengan pelatihan AI disebut berisiko mengalami nasib serupa dengan ribuan orang yang telah terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Investasi awal kami di AI benar-benar membuahkan hasil. Kami merasa sangat senang memasuki tahun fiskal 2026 dengan momentum yang kami lihat dalam bisnis kami,” ujar CEO Accenture, Julie Sweet, dikutip dari CNBC.
Akuisisi dan Ekspansi AI
Sejalan dengan restrukturisasi, Accenture memperkuat fondasi teknologi AI-nya melalui akuisisi perusahaan NeuraFlash pada akhir Agustus lalu. Perusahaan asal Irlandia ini juga menjalin sejumlah kemitraan strategis dalam beberapa tahun terakhir untuk memperluas kompetensi di bidang AI.
Selain itu, Accenture meningkatkan jumlah tenaga ahli AI dan data secara signifikan. Pada 2025, perusahaan tercatat memiliki 77.000 profesional AI dan data, melonjak dari 40.000 pada 2023. Langkah ini menunjukkan betapa seriusnya Accenture membangun portofolio bisnis berbasis AI.
Pendapatan Naik, PHK Tetap Jalan
Meski menghadapi gelombang PHK besar-besaran, kinerja keuangan Accenture justru tumbuh. Perusahaan melaporkan pendapatan sebesar USD 69,7 miliar tahun ini, naik 7% dibanding tahun sebelumnya. Sweet mengaitkan pertumbuhan ini dengan meningkatnya permintaan klien untuk mengadopsi AI di seluruh lini organisasi mereka.
“Setiap CEO, dewan direksi, dan jajaran eksekutif kini menyadari bahwa AI canggih sangat penting untuk masa depan. Tantangan yang mereka hadapi adalah meski sangat antusias, banyak yang belum siap untuk AI,” tambah Sweet.
Transformasi Tak Terelakkan
Restrukturisasi yang disertai pemangkasan ribuan pekerja ini dinilai sebagai bagian dari transformasi besar-besaran Accenture menuju era AI. Perusahaan menegaskan akan terus berinvestasi pada pelatihan keterampilan baru bagi karyawan yang tersisa, agar mampu menghadapi tuntutan teknologi yang terus berkembang.
