GADGETMAX.id — Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap iPhone 17 mencapai puncaknya pada Oktober 2025. Saat masa pre-order dibuka pada 10 Oktober, PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA)—distributor resmi Apple di Indonesia—melaporkan lonjakan pesanan yang luar biasa hingga menyebabkan kelangkaan stok nasional.
Dalam acara peluncuran resmi yang digelar tengah malam pada 16 Oktober, Joy Wahjudi, Vice President Director ERAA, menegaskan bahwa permintaan kali ini “jauh lebih tinggi dibanding seri sebelumnya.”
“Angkanya sudah belasan ribu. Permintaannya banyak,” ungkap Joy di sela acara peluncuran.
Data internal Erajaya menunjukkan bahwa konsumen Indonesia paling banyak memburu iPhone 17 Pro dan Pro Max, terutama varian berkapasitas 512 GB ke atas. Namun di balik euforia pembelian perangkat premium dengan harga mulai Rp25,7 juta hingga Rp44 juta, muncul gelombang laporan cacat produksi dari berbagai negara yang mulai mencoreng reputasi seri terbaru ini.

🔍 7 Masalah Produksi yang Menggemparkan
- Color-gate: Warna Luntur Jadi Pink
Varian “Cosmic Orange” menjadi pusat kontroversi setelah sejumlah pengguna melaporkan perubahan warna perangkat menjadi merah muda (pink). Dugaan kuat mengarah pada kegagalan proses finishing atau oksidasi material. - Scratchgate: Rangka Mudah Tergores
Lapisan aluminium anodized dan tonjolan kamera pada model Pro dilaporkan mudah terkelupas hanya dalam hitungan hari. Sebagian pengguna bahkan menyebut ketahanan bodi iPhone 17 menurun drastis dibanding generasi sebelumnya. - Desain Kamera Pro yang Dikritik
Tonjolan kamera dengan sudut tajam tanpa chamfer dinilai kurang ergonomis. Selain berisiko tergores, desain ini juga rentan mengalami spalling atau pengelupasan akibat benturan ringan. - Kegagalan Fungsi Inti: Jaringan dan Konektivitas
Keluhan paling serius muncul dari masalah panggilan yang sering terputus, sinyal 4G–5G yang tidak stabil, serta Wi-Fi dan CarPlay yang terputus saat ponsel dibuka. Bug ini mengindikasikan cacat pada sistem komunikasi inti perangkat. - Apple Intelligence Tidak Berfungsi
Fitur AI unggulan Apple—yang seharusnya menjadi bintang utama iPhone 17—gagal beroperasi dengan baik. Banyak pengguna melaporkan kegagalan unduhan dan ketidakmampuan mengakses fitur. Apple dikabarkan tengah menyiapkan pembaruan perangkat lunak untuk memperbaikinya. - Throttling pada iPhone 17 Air
Model non-Pro, yakni iPhone 17 Air, justru mengalami overheating dan penurunan performa (throttling) saat menjalankan aplikasi berat, menunjukkan adanya masalah dalam manajemen daya dan pendinginan. - Bug Kamera Misterius
Sejumlah pengguna menemukan kotak hitam aneh pada hasil foto, bug langka yang menambah daftar panjang masalah visual di perangkat ini.
Antara Loyalitas dan Risiko
Meskipun sederet masalah tersebut mencuat secara global, pasar Indonesia tetap menunjukkan tingkat loyalitas merek Apple yang luar biasa. Banyak konsumen rela menunggu atau bahkan berebut stok terbatas di toko ritel seperti iBox, tanpa gentar terhadap potensi cacat produksi.
Namun, kelangkaan stok kini menjadi pedang bermata dua: di satu sisi menandakan tingginya permintaan, tetapi di sisi lain mencerminkan tekanan besar pada rantai pasok dan kontrol kualitas Apple yang tengah diuji.
Catatan Akhir
Fenomena “iPhone 17: Laris-Manis tapi Bermasalah” menjadi cermin dinamika pasar gadget premium di Indonesia—di mana emosi, prestise, dan ekspektasi teknologi kerap berjalan beriringan. Bagi sebagian besar pengguna, memiliki iPhone terbaru tetap menjadi simbol gaya hidup, meski kini diwarnai pertanyaan besar: Apakah inovasi sebanding dengan risiko cacat produksinya?
Sumber: SindoNews
