GADGETMAX.id — Pengguna Linux kini memiliki cara mudah untuk melindungi sistem mereka dari kerusakan tanpa perlu repot melakukan backup konvensional. Cukup dengan membuat snapshot, pengguna bisa mengembalikan sistem ke kondisi semula dengan cepat jika terjadi gangguan.
Menurut Jack Wallen, kontributor ZDNET yang menulis panduan ini, snapshot berfungsi sebagai “rekaman keadaan sistem pada satu waktu tertentu” yang bisa digunakan untuk memulihkan sistem apabila terjadi masalah. “Dengan snapshot, Anda selalu memiliki versi Linux yang bisa dijalankan kembali,” tulis Wallen.
Perbedaan Snapshot dan Backup
Meski terdengar mirip, snapshot dan backup memiliki fungsi yang berbeda. Snapshot menyimpan kondisi sistem pada saat tertentu, berguna untuk pemulihan cepat atau pengujian. Sementara itu, backup merupakan salinan lengkap data yang disimpan terpisah untuk perlindungan jangka panjang dan pemulihan pascakecelakaan sistem.
“Untuk sistem yang andal, idealnya pengguna memiliki keduanya — snapshot untuk pemulihan cepat, dan backup untuk perlindungan data jangka panjang,” ujar Wallen.
Gunakan Aplikasi Timeshift
Salah satu alat paling populer untuk membuat snapshot di Linux adalah Timeshift, aplikasi gratis yang tersedia di berbagai distribusi. Pengguna cukup mengunduh Timeshift dari app store distro masing-masing, seperti Discover pada openSUSE atau GNOME Software di Ubuntu.
Setelah terpasang, pengguna dapat mengonfigurasi Timeshift dengan memilih tipe snapshot yang sesuai dengan sistem file — Btrfs atau rsync. Sistem dengan Btrfs disarankan karena lebih cepat dan hemat ruang penyimpanan.
Langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi penyimpanan snapshot (sebaiknya di external drive), mengatur frekuensi penyimpanan harian atau bulanan, serta menentukan jumlah snapshot yang ingin disimpan. Wallen menyarankan untuk menyimpan minimal lima snapshot agar pengguna memiliki beberapa titik pemulihan.
Jangan Sertakan Direktori Home
Wallen juga menekankan agar pengguna tidak menyertakan direktori home dalam snapshot, karena berisiko menimbulkan masalah ketika sistem dipulihkan. Sebagai gantinya, direktori home sebaiknya dibackup secara terpisah menggunakan alat cadangan data.
Cara Mengembalikan Sistem
Jika sistem Linux mengalami kerusakan, pengguna bisa mengembalikannya ke kondisi semula dengan langkah sederhana: menjalankan sistem dari USB live, memasang Timeshift, lalu memilih menu Restore dan memilih snapshot yang diinginkan.
Dengan demikian, Linux dapat kembali berjalan seperti semula tanpa perlu instalasi ulang.
Fitur snapshot memberi solusi praktis untuk menjaga kestabilan sistem Linux. Meski tidak menggantikan fungsi backup sepenuhnya, penggunaan Timeshift memungkinkan pengguna melakukan pemulihan cepat, efisien, dan tanpa kehilangan data penting.
“Dengan satu alat gratis seperti Timeshift, Anda dapat mencegah bencana sistem sebelum terjadi,” tulis Wallen dalam artikelnya.
